Realitas Religius Musik Dayak Kanayatn Skip to main content

Realitas Religius Musik Dayak Kanayatn

Realitas Religius Musik Dayak Kanayatn

Media Ilahiat

Musik Dayak Kanayatn dianggap sebagai penjelmaan kehendak Tuhan untuk memperkenalkan keindahan kepada manusia. Didalamnya terdapat konsekuensi erat antara nilai-nilai estetis dan dunia metafisika, terutama kaitannya dengan pengagungan Tuhan yang Maha Tunggal. Realitas religius tersebut merupakan media perenungan akan kebesaran Jubata, sekaligus sebagai sarana perjalanan spiritual manusia. Dua spirit suci ini tertuang dalam musik Dayak Kanayatn disertai dengan pengapresiasian masyarakat terhadap nilai keindahan dan nilai ke-Ilahian yang melingkupinya.

Aspek Religi

Musik Dayak Kanayatn merupakan transpormasi dari dua aspek religi, yaitu aspek objektif dan subjektif. Aspek objektif dalam religi orang Dayak merupakan perlakuan berulang dari suatu kegiatan profan yang dilambangkan dengan perilaku manusia dalam upacara, seperti menabuh alat musik, menari dalam upacara, dan membaca mantra. Aspek subjektif dilambangkan dengan hasil bunyi yang merupakan wujud estetis ke Ilahian. Segi subjektif ini hanya dapat didengar dan mempunyai penafisran yang berbeda dari masing-masing manusianya, karena segi subjektif merupakan bagian abstrak yang hanya dapat dirasakan dan ditafsirkan secara berbeda oleh individu itu sendiri.

Fridolin Ukur (dalam Paulus Florus, 1994:3) mengatakan bahwa Sistem religi itu sendiri mempunyai dua aspek. Dari segi obyektif, religi melibatkan perlakuan berulang-ulang dari kegiatan tertantu manusia dan oleh sebab itu termasuk wilayah eksternal, sedangkan dari segi subyektif religi merupakan bagian yang tersembunyi dari pengalaman kehidupan batin manusia.

Selanjutnya Hazrat Inayat Khan (2002:13) mengatakan bahwa Menurut pandangan esoterik, musik adalah awal dan akhir alam semesta. Perbuatan dan gerakan yang dibuat di dunia yang kasat dan tak kasat mata, semua bersifat musikal. Jadi, mereka terdiri dari berbagai vibrasi yang menyinggung bidang eksistensi tertentu dalam setiap tindakan.

Secara filosofis musik Dayak Kanayatn dan upacara dapat diartikan sebagai wadah yang mengandung nilai religius. Begitu juga dengan religi dan adat adalah dua wacana yang berbeda dalam memberikan penilaian terhadap musik dan upacara tersebut. Akhirnya hubungan berbagai aspek ini menjembatani musik untuk melahirkan fungsi tersendiri bagi upacara. Sementara upacara juga melahirkan fungsi tersendiri secara menyeluruh, sekaligus sebagai bingkai berbagai fungsi dari elemen didalamnya.

Tingkatan Religius

Manusia dalam kehidupannya mengalami tiga tingkatan, yaitu estetis, etis, dan religius (I.R. Poerdjawijatna, 1974:139). Pada tingkatan estetis, manusia menuangkan nilai keindahan dalam bentuk karya estetik. Pada tingkatan etis, manusia bertingkah laku dalam kerangka normatif, dalam tingkatan religius manusia mempertanggungjawabkan segala perbuatannya kepada Tuhan. Pada tingkat ini manusia mengalami tingkatan tertinggi, dimana segala tingkah laku dan tujuan hidup selalu didasarkan kepada nilai-nilai ke-Tuhanan. Nilai religius inilah yang menjadi tujuan akhir kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn untuk mencapai kebahagian hidup hakiki.

Musik Dayak Kanayatn juga mengalami tiga tingkatan bentuk secara maknawi. Pada tingkatan estetis, musik merupakan penuangan segala rasa dan nilai keindahan. Pada tingkat etis, musik merupakan tatanan normatif sebagai hasil sekaligus pedoman tingkah laku manusia. Pada tingkatan religius, musik merupakan ungkapan tanggung jawab manusia atas segala tindakannya kepada Tuhan, seperti menabuh, vokal mantera, dan segala perlakuan musikal. Tiga unsur inilah yang membentuk kesatuan guna mendukung eksistensi musik itu sendiri dalam kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn. Akhirnya musik itu dapat bertahan hingga sekarang, karena keterkaitan unsur tadi dan inilah yang menyebabkan musik Dayak Kanayatn selalu hidup dalam dimensi jiwa dan kepercayaan dalam masyarakat Dayak Kanayatn.

Kepustakaan

  1. Florus, Paulus, et.al., ed. 1994, Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transpormasi. Jakarta: PT Grasindo.
  2. Inayat Khan, Hazrat. 2002, Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustaka Sufi.
  3. Poerdjawijatna, I.R. 1973. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: P.T. Pembangunan.
Mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0898 8566 886.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar