Sopir Cerdas di Musim PPKM Skip to main content

Sopir Cerdas di Musim PPKM

Sopir Cerdas di Musim PPKM
Seorang supir taxi Pontianak – Singkawang nekad membawa rombongan balik kampung, walau sudah ada larang mudik dari pemerintah. Sopir taxi ini berpikir dia harus berjuang untuk membahagiakan anak istri dirumah, akhirnya rasa was-was dan ragu berurusan dengan petugas jaga mudik harus dibuang jauh-jauh.

Sopir ini dia tidak melalui jalan raya pasar Siantan, tapi melalui jalur tikus masuk dan keluar gang, sehingga pas keluar sudah dekat dengan terminal batu ampar. Tiba-tiba sopir memutar balik mobilnya menuju Pontianak. Para penumpang heran pada si sopir dan bertanya, “pak sopir kok kita balik lagi, bukannya lanjut ke Singkawang?”

“Bapak ibu santai saja, in syaa Allah kita akan sampai ke Singkawang dengan aman dan tanpa kena Razia mudik. Para penumpangpun manggut-manggut separu tidak percaya sama supir, tapi tetap pasrah karena keinginan memaksa mereka ingin pulang, rindu sanak keluarga dikampung. Apalagi lebaran sudah dekat.

Saat memasuki Pasar Siantan, tiba-tiba terdengar pluit stop dan terlihat seorang polisi muda menghampiri. "Dari mana dan mau kemana pak?"

Dengan pasang ekspresi sedikit gugup tapi hati tetap setenang mungkin, si sopir menjawab. “Saya bawa rombongan dari Singkawang menuju Pontianak pak".

“Sudah tau kalau ada larangan mudik?” Pak polisi bertanya dengan penuh selidik.

“Sudah pak”, jawab pak sopir sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

“Kalau sudah tau, kenapa anda masih memaksa mudik, mana bawa robongan lagi?”;

“Saya nyarikan nafkah anak istri pak, mereka yang mudik juga mau kumpul keluarganya karena hanya sempat dan diberi izin setahun sekali saat lebaran. Kan miris pak kalau lebaran dikampung orang sendirian”.

“Tidak bisa pak, karena ini sudah aturan. Kami hanya menjalankan tugas”. Jawab polisi muda itu tagas sambil badan ditegakkan.

“Tapi pak, perjalanan kami sudah sangat jauh dan hampir sampai pak. Apa tidak ada solusi lain? Masa iya disuruh balik lagi ke Singkawang?” Tanya pak sopir sambil memelas.

“Tidak bisa pak, peraturan tetap peraturan. Kalau kalian memaksa maka bisa dikenakan sanksi pidana. Apa kalian semua mau dipenjara, atau denda 100 juta perorangnya”. Jawab polisi teguh dengan pendiriannya.

“Tapi kalau kami balik lagi, nanti malah di stop lagi di Sungai Pinyuh, Mempawah, Sungai Duri, bahkan mau masuk ke Singkawang karena disangka pemudik pak?” Si sopir bertanya pura-pura bingung. “Tenang saja pak, nanti saya bikinkan surat jalan yang menerangkan bahwa pemudik yang dibalikkan ketempat asal perjalanan, Singkawang”.

“Baiklah pak kalau begitu, tapi pak saya ini kan gagal bawa mudik mereka. Artinya mereka tidak membayar saya. Bisa gak bapak kasih saya uang bensin, karena bensin mobil saya hanya cukup sampai Pontianak. Kalau balik lagi gak ada bensin pak, bisa dibantu pak. Saya minta tolong kali ini saja, karena saya kepepet pak”.

Dengan rasa kasihan akhirnya polisi muda itu mengeluarkan uang 200 ribu dan memberikan kepada pak sopir. “Ini pak ambil saja uang saya, semoga bisa mengantar bapak balik lagi ke Singkawang dengan selamat. Ingat, jangan diulang lagi perbuatan ini pak, lain kali saya langsung tangkap”.

“Baiklah pak… bapak sungguh baik. Sangat jarang ada polisi seperti bapak ini. Sekali lagi terima kasih pak”, sambil pasang muka melas dan letoi dikit karena gak bisa mudik.

Setelah selesai, si sopirpun akhirnya pamitan sama pak polisi muda sambil cium tangan dan mengucapkan terima kasih. Para penumpangpun hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala lihat kecerdasan si sopir menghadapi masalah. Akhirnya mereka bisa tersenyum bahagia membayangkan tawa canda keluarga di kampung halamannya.

Si sopir mendapat berkah berlebih, karena semua penumpang sepakat memberikan uang lebih masing-masing 100 ribu karena salut sama kecerdasan si sopr mengatasi masalah dan bisa mengantar mereka ke kampung halaman. Anggap sedekah dan berbagi kasih sayang sesama insan.

Si sopir tersenyum bahagia ketika mengecup kening anak bininya dirumah. Sejenak dia berpikir, saya sudah mengakali pak polisi, apakah puasa saya diteriama? Wallau a’lam. Itu urusan Allah dan hanya Allah yang berhak menilainya. Yakin saja Allah itu maha Kasih dan Maha Sayang, sisanya serahkan saja kepada DIA.
Mau beli alat musik Dayak Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar