Jual alat musik Dayak -->> Lihat Produk!

Asas Estetik Dalam Karya Seni

Asas estetik sebagai elemen dasar sebuh karya seni
Asas Estetik Dalam Karya Seni

Kerangka dasar pembentuk karya seni

Sebuah karya seni mengandung asas estetik atau kesatuan yang menjadi pondasi dasar karya seni itu terbentuk. Artinya asas atau kesatuan kerangka pikir dinisbatkan pada sebuah kesatuan beberapa elemen pembentuk dari karya seni itu sendiri.

Untuk memudahkan kita memahaminya, maka kita bagi dua saja asas tersebut, yaitu asas internal dan asas eksternal. Misalnya asas internal sebuah musik itu berupa ritme, melodi, harmoni, dan lain sebagainya. Selanjutnya asas eksternal merujuk pada kesatuan yang saling berhubungan secara konseptual, misalnya ide, pemaknaan, kesatuan, tema, dan lain sebagainya. Seperti dibahas oleh ahli estetik De Witt H. Parker dalam bukunya The Analysis of Art.  Dalam buku tersebut di jelaskan 6 asas penciptaan karya seni berdasarkan sudut pandang kesatuan estetik sebuah seni antara lain:

Prinsip estetik penciptaan karya seni

  1. The Principle of organic unity (asas kesatuan utuh); Asas ini berarti bahwa setiap unsur dalam suatu karya seni adalah perlu bagi nilai karya itu dan karya tersebut tidak memuat unsur-unsur yang tidak perlu dan sebaliknya mengandung semua yang diperlukan. Contohnya karya seni ada kesatuan dari ide, nada, instrumentasi, dan lain sebagainya.
  2. The principle of theme (asas tema); Dalam setiap karya seni terdapat satu ide induk atau peranan yang unggul berupa apa saja (bentuk, warna, pola irama, tokoh atau makna) yang menjadi titik pemusatan dari nilai keseluruhan karya itu. Pada keadaan ini seniman biasanya mengambil suatu bentuk penokohan atau objek yang dijadikan pusat penyampaian maksud. Misalnya lukisan figur seseorang, cerita tokoh dalam tari, pemanfaatan properti secara maksimal dalam tari, dan lain sebagainya.
  3. The principle of thematic variation (asas variasi menurut tema); Tema dari suatu karya seni harus disempurnakan dan diperbagus dengan terus menerus mengumandangkannya. Seniman ketika menciptakan karya seni dapat memilih untuk memaksimalkan "cerita inti: percintaan, epik, dan lain sebagainya" dalam karyanya. Namun dalam musik seniman dapat memperkuat tema dengan penciptaan bentuk baru untuk mengilustrasi tema yang akan disampaikan. 
  4. The principle of balance (asas keseimbangan); Keseimbangan adalah kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Dalam karya seni walaupun unsur-unsurnya tampaknya bertentangan tetapi sesungguhnya saling memerlukan karena bersama-sama menciptakan kebulatan. Pada tahap ini seniman hanya memberikan kisah dalam sebuah karya dimana kalau dilihat perbagian mempunyai bentuk dan makna yang berbeda, namun akan membentuk kesatuan utuh dalam sebuah cerita yang dibingkai oleh karya seni itu sendiri.
  5. The principle of evolution (asas perkembangan); Kesatuan dari proses yang bagian-bagian awalnya menentukan bagian-bagian selanjutnya dan bersama-sama menciptakan suatu makna yang menyeluruh. Saya lebih suka menyebutnya sebagai ketersambungan, atau keterikatan yang saling berhungan (gayut). Ketersambungan dari babak dan adegan (teater) yang membentuk kebulatan cerita, gambar satu dan gambar lainnya yang saling terkait (lukisan), bantuk gerak tertentu yang berbeda namun mempunyai kesatuan ide cerita (tari), bentuk tabuhan satu dan lainnya (musik) Dalam asas evolusi seni adanya saling ketersambungan bentuk, ide, cerita, elemen, dan lain sebagainya untuk mewujudkan kesatuan yang bermakna. .
  6. The principle of hierarchy (asas tata jenjang); Kalau asas variasi menurut tema, keseimbangan dan perkembangan mendukung asas-asas utama kesatuan utuh, maka asas yang terakhir ini merupakan penyusunan khusus dari unsur-unsur dalam asas-asas tersebut. Seperti membuat alur dan memasukkan beberapa bentuk baru dalam penciptaan karya seni. Beberapa bagian dalam karya itu sengaja dibuat dengan penerapan berbagai teknik untuk memperkuat makna dan dapat disampaikan keindera audiens menjadi lebih baik.
Demikian penejelasan singkat mengenai asas estetik dalam sebuah karya seni. Asas inilah yang nantinya membuat sebuah karya seni dapat diapresiasi dan dipersepsi oleh manusia. Sementara tingkat apresiatif karya seni itu akan dikembalikan seberapa dalam manusia itu memahami karya seni, untuk tujuan apakah dia mengapresiasi dan mempersepsi karya seni, dan seberapa dalam dia dapat menguasi karya itu lalu menjabarkan ide dan pemaknaan dalam karya tersebut.

Intinya prinsip estetis itu sudah melekat pada semua karya seni. Tinggal sebenpa dalam seorang seniman memberi sentuhan prinsip dalam kebulatan karyanya. Asas inilah yang melahirkan penafsiran bahwa karya seni merupakan kerangka pemikiran, perasaan, dan tingkah laku senimannya. Melalui asas inilah juga seni itu menjadi hidup dan akan melahirkan dialektika estetik serta nilai budaya. Inilah yang membuat karya seni menjadi produk kemanusiaan yang membumi.

Mau beli alat musik Kalimantan?

LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
LIHAT ALAT MUSIK MELAYU
Hubungi Admin: 0811 5686 886.

About the Author

Saya Ferdinan, S.Sn. dipanggil Mbah Dinan. Saya komposer dan peneliti independen budaya musik Dayak kalimantan Barat. Bekerja di Taman Budaya Kalbar dan masih aktif memberi pelatihan seni musik pada komunitas dan instansi pemerintah di Kalimatan Bar…

إرسال تعليق

Tinggalkan komentar anda
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.